Sabtu, 16 September 2017

[49]Khalifah Jahil

Risalah dalam Hadits [Khalifah Allah Al-Mahdi]


Bukankah di sini Umar sendiri telah menjatuhkan hukuman bunuh tanpa hak, atas kejahilannya?

Dan diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim di dalam kedua-dua kitab sahih mereka dengan sanad ‘dari ‘Ubaid bin ‘Umair katanya:

(استأذن أبو موسى على عمر فكأنه وجده مشغولا فرجع فقال عمر ألم اسمع صوت عبد الله بن قيس ائذنوا له فدعي له فقال ما حملك على ما صنعت فقال انا كنا نؤمر بهذا قال فأتني على هذا ببينة أو لأفعلن فيك فانطلق إلى مجلس من الأنصار فقالوا لا يشهد الا أصاغرنا فقام أبو سعيد الخدري فقال قد كنا نؤمر بهذا فقال عمر خفي علي هذا من امر النبي صلى الله عليه وسلم ألهاني الصفق بالأسواق)     

“Abu Musa meminta izin (untuk menemui) ‘Umar (sebanyak tiga kali). Maka seolah-olah didapatinnya dia (‘Umar) sibuk, sehingga dia kembali. ‘Umar berkata (kepada orang yang bersamanya): “Tidakkah engkau mendengar suara ‘Abdullah bin Qais (Abu Musa)? izinkanlah dia”. Maka dia dipanggil. ‘Umar mengatakan: “Apa yang membawa kamu untuk berbuat demikian (yakni pergi setelah minta izin)”. Dia menjawab: “Sesungguhnya kita dahulu diperintahkan dengan perkara ini (yakni oleh Rasululloh)”. ‘Umar berkata: “Datangkan (dalil) padaku atas perkara ini atau aku akan melakukan sesuatu pada kamu”. Maka dia (Abu Musa) keluar dan pergi ke majlis para Ansar. Mereka mengatakan: “Tidak ada yang akan bersaksi untukmu atas perkara ini kecuali orang yang paling kecil di antara kami”. Kemudian berdirilah Abu Sa’id Al-Khudri dan mengatakan: “Kita dahulu diperintahkan dengan perkara ini”. Maka ‘Umar berkata: “Tersembunyi bagiku hal ini dari perkara-perkara Nabi (S), perdagangan di pasar melalaikanku.” [63]

Di sini kalau sekiranya tidak ada ansar terkecil Abu Sa’id Al-Khudri, kita lihat hukuman berat akan dikenakan terhadap Abu Musa Al-Asy'ari, satu kemungkinan bukan (kesalahan) darinya .. Mengapa? Kerana perdagangan di pasar melalaikan Umar, Beliau tidak mengetahui tentang adab-adab Sunnah Suci Nabi yang paling mudah, dan bercakap dengan orang-orang yang lebih tahu darinya dari para sahabat dengan ancamam, dan kekasaran ini yang tidak diingini oleh perasaan!

 Ya .. (perdagangan di pasar yang melalaikan). Alasan ini selalu diulangi oleh lidah Omar untuk mewajarkan kejahilan dan kesilapan beliau .. Apakah bijak menjadikan yang jahil sebagai Khalifah dan imam (pemimpin), dan menjadikan yang lebih berilmu sebagai makmum *di belakang)?

Tidakkah Allah Taala berfirman .

﴿... ۗ أَفَمَن يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَن يُتَّبعَ أَمَّن لَّا يَهِدِّي إِلَّا أَن يُهْدَىٰ ۖ فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ ٣٥﴾ 
:
(…. Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?) [Yunus 10:35]

﴿... ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْباب ﴾
              
( ... Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.) [Al-Zumar 39: 9]

Jadi hendaklah Khalifah itu yang paling berilmu dari umat supaya tidak mengamalkan sesuatu yng tidak diketahuinya, dan supaya tidak perlu alasan yang memalukan: (perdagangan di pasar yang melalaikan), para pengusaha pasar tempatnya di pasar, pemilik ilmu dan hikmah dan pewaris para nabi tempatnya adalah menjadi ketua di kalangan manusia, memimpin dan membimbing mereka.


---------------------
[63] Sahih Bukhari: J 8 hal 157, Sahih Muslim: J 6 hal 179.


[48][49][50]


Tiada ulasan: